Kesiagaan Bencana di Sterilisasi Sentral
Kesiagaan Bencana di Sterilisasi Sentral
Adalah sebuah rutinitas sehari hari, petugas dan manajer Sterilisasi Sentral (CSSD) berangkat bekerja pada pagi hari untuk mengerjakan pemrosesan peralatan/ instrumen. Saat tiba di rumah sakit, telah terbayangkan tugas yang perlu dilakukan. Manajer Sterilisasi Sentral melakukan koordinasi penjadwalan pembedahan, pengaturan jadwal petugas, pengecekan ketersediaan linen dan instrumen dan kegiatan lainnya yang telah biasa dilakukan. Petugas Sterilisasi Sentral melakukan persiapan bekerja kemudian melakukan pencucian, pengeringan, pengemasan, sterilisasi, penyimpanan dan distribusi.
Namun, hal ini dapat berubah secara tiba tiba. Sangat mungkin terjadi kondisi lainnya, kondisi yang disebut sebagai Bencana. Kondisi yang memberikan perubahan drastis pada setiap perencanaan yang secara rutin telah dilakukan di Sterilisasi Sentral.
Bencana adalah kejadian luar biasa, terutama yang terjadi tiba tiba, dapat menyebabkan hilangnya nyawa, kerusakan atau kejadian besar lainnya, seperti banjir, kecelakan pesawat atau kegagalan bisnis.
Menurut KBBI; bencana/ben·ca·na/ n 1 sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya: pemimpin yang tidak jujurakan menimbulkan — bagi negara dan bangsa; dalam — , dalam bahaya; dalam kecelakaan; 2 ark gangguan; godaan: mereka mengadakan selamatan untuk menolak— roh jahat;— alam bencana yang disebabkan oleh alam (seperti gempa bumi, angin besar, dan banjir);
Bencana yang mempengaruhi rumah sakit dapat dibagi 2 (dua); Bencana Internal dan Bencana Eksternal. Keduanya dapat dibuat/ disebabkan oleh manusia. Bencana yang disebabkan manusia antara lain; perang, ledakan bom, kebocoran bahan kimia, kerusuhan, kebocoran limbah, kebakaran. Bencana juga dapat terjadi karena peristiwa alam seperti; gempa bumi, banjir, longsor, angin topan, dsb.
Bencana Internal merupakan bencana yang terjadi di dalam rumah sakit. Kebakaran di rumah sakit, banjir, kerusakan struktur sipil, maupun perubahan lingkungan internal. Bencana Eksternal merupakan bencana yang terjadi di luar rumah sakit, namun rumah sakit diharapkan membantu, sehingga memberikan pengaruh besar bagi rumah sakit. Bencana Eksternal dapat menyebabkan sudden influx, masuknya pasien dalam jumlah besar ke dalam rumah sakit, baik pasien pembedahan maupun non pembedahan.
Apapun jenis bencana yang terjadi, tetap dapat memberikan pengaruh kepada Pelayanan Sterilisasi Sentral (CSSD)
Emergency Operation Plan (EOP) atau Program Manajemen Disaster/ Bencana harus dimiliki oleh rumah sakit. Sesuai dengan SNARS, manajemen bencana menyediakan proses untuk:
- menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian;
- menentukan integritas struktural di ingkungan pelayanan pasien yang ada dan bagaimana bila terjadi bencana;
- menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut;
- menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian;
- mengelola sumber daya selama kejadian termasuk sumber-sumber alternatif;
- mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian;
- mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama kejadian; dan
- proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi staf dan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan pelayanan pasien.
Rumah Sakit juga harus melakukan beberapa kata kunci di bawah ini
- Prevention
–Those activities that a hospital undertakes in advance to prevent the occurrence of a potential disaster. Pencegahan terjadinya bencana yang dapat dicegah
- Mitigation
–Those activities that a hospital undertakes in advance to lessen the severity and impact of a potential disaster. Mengurangi keparahan dan dampak pada bencana yang tidak dapat dicegah
- Preparedness
–Those activities that a hospital undertakes to build capacity and identify resources that may be used should an emergency or disaster occur. Kesiapan kapasitas rumah sakit dan mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki dalam menghadapi bencana
- Response
–Those activities a hospital undertakes immediately before, during and after an emergency or unexpected disaster occurs. Kesiapan sebelum bencana, saat bencana dan setelah terjadinya kondisi darurat atau bencana terjadi
- Recovery
–Those activities that a hospital undertakes after a disaster occurs to restore services and move towards long-term restoration. Kegiatan setelah bencana terjadi untuk mengembalikan pelayanan dan perbaikan jangka panjang.
Berikut adalah beberapa pembahasan Bencana dan Sterilisasi Sentral (CSSD) secara langsung. Sangat penting untuk melakukan risk assessment untuk mengidentifikasi variabel yang potensial memiliki efek negatif bagi rumah sakit.
Banjir

Indonesia sebagai negara tropis sangat mungkin terkena bencana banjir. Bencana alam banjir memiliki efek besar di pelayanan sterilisasi sentral. Sangat umum bahwa CSSD berada di lantai ground, bahkan berada di basement. Sehingga Sterilisasi Sentral menjadi target yang sangat mudah apabila terjadi banjir atau hujan deras. Pelayanan
Sterilisasi Sentral yang berada di lantai atas dapat mengurangi bahaya banjir, dengan tetap memikirkan elevator yang cukup besar. Sehingga saat mengganti mesin di sterilisasi sentral tetap dapat dilakukan dengan mudah.
- What would the Sterile Processing Department do in the event of a flood? Mesin tetap bisa berjalan?
- How would the negative outcomes of a flood affecting the Sterile Processing Department affect the hospital? Apa efek bagi rumah sakit? Bagi pasien?
- In the event of a flood, is there a plan ready to implement when flooding is noticed? Apakah sudah tersedia perencanaan apabila terjadi banjir?
- What can be done to prevent the facility from flooding? Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah?
Kontrol Lingkungan, Environmental Control
Telah diketahui bersama bahwa Sterilisasi Sentral membutuhkan kontrol lingkungan untuk memastikan tidak terjadinya kontaminasi silang dan menjaga sterilitas barang steril. Maka Sterilisasi Sentral membutuhkan kontrol ventilasi, kontrol pengaturan udara, terutama kontrol suhu dan kelembaban.
Hilangnya kontrol lingkungan dapat mengakibatkan tingginya suhu dan kelembaban, sehingga dapat meningkatkan resiko kontaminasi instrumen.

2015, IAHCSMM Conference Presentation mentioned a facility that had an issue of high humidity.
- The area was above recommended levels for temperature and humidity for approximately 20 minutes.
- Visible moisture was noticed on all stainless steel surfaces. The department humidity level in storage spiked to over 85 percent, and the temperature was at 91°F rather than the set temperature of 70°F
- All items were systematically opened and re-packaged
- Sterile Processing Departments may want to have a contingency plan in the event the surgical inventory is compromised.
Api dan Asap
Api yang menyebabkan kebakaran merupakan bencana yang berbahaya karena dapat menghancurkan semua sumber daya dan mengakibatkan berhentinya pelayanan sterilisasi sentral. Sangat penting untuk melakukan pencegahan terjadinya api.

Pemahaman pada segitiga api dapat mencegah terjadinya api dan mencegah terjadinya kebakaran. Terdapat sumber api atau panas di CSSD. Terdapat bahan bakar api, baik gas etilen oksida, linen dan bahan habis pakai yang mudah terbakar. Pasti, terdapat udara di CSSD. Kenali dan pahami agar tidak terjadi sumber api.
Semua petugas dan manajer CSSD juga memahami kegiatan yang harus dilakukan apabila terjadi api. Penggunaan apar (Alat Pemadam Api Ringan) beserta nomor telepon bantuan harus dikenali dan diingat.
Sudden Influx
Adanya bencana dapat meningkatkan jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit. Maka yang harus disiapkan:
- Instrumen tambahan yang dibutuhkan
- Transportasi instrumen dan suplai juga membutuhkan perencanaan
- Jumlah staff yang tersedia apakah cukup untuk memenuhi kebutuhkan